Senin, 07 November 2011

encoding

sumber referensi : staffsite.gunadarma.ac.id/atit/index.php?stateid=download&id.

Encoding adalah suatu proses yang digunakan untuk mengubah sinyal ke dalam bentuk yang dioptimasi untuk keperluan transmisi data atau penyimpanan data.

Perbandingan Skema Encoding Lima faktor yang perlu dinilai dan dibandingkan dari berbagai skema encoding :
• Spektrum sinyal : desain sinyal yang bagus harus mengkonsentrasikan kekuatan transmisinya pada daerah tengah dari bandwidth transmisi ; untuk mengatasi distorsi dalam penerimaan sinyal, digunakan desain kode yang sesuai dengan bentuk dari spektrum sinyal transmisi.
• Clocking : menentukan awal dan akhir dari setiap posisi bit dengan mekanisme sinkronisasi yang berdasarkan pada sinyal transmisi.
• Deteksi error : dibentuk dalam skema fisik encoding sinyal.
• Interferensi sinyal dan kekebalan terhadap noise : beberapa kode lebih baik dari yang lain.
• Biaya dan kompleksitas : semakin tinggi kecepatan pensinyalan untuk memenuhi data rate yang ada, semakin besar biayanya.

Skema Encoding
1. Non return to zero level (NRZ-L)
• Yaitu suatu kode dimana tegangan negatif dipakai untuk mewakili suatu binary dan tegangan positif untuk binary lainnya (dua perbedaan tegangan untuk bit-0 dan bit-1.
2. Non return to zero inverted (NRZ-I)
• Yaitu suatu kode dimana suatu transisi (low ke high atau high ke low) pada awal suatu bit time akan dikenal sebagai binary ‘1’ untuk bit time tersebut. ; tidak ada transisi berarti binary ‘0’, sehingga NRZI merupakan salah satu

3. Multilevel Binary Yaitu suatu kode yang menggunakan 2 level sinyal, yaitu :
• Bipolar-AMI :
Suatu kode dimana binary ‘0’ diwakili dengan tidak adanya sinyal garis dan binary ‘1’ diwakili oleh suatu pulsa positif atau negatif yang berubah-ubah polaritasnya.
• Pseudoternary :
Suatu kode dimana binary ‘1’ diwakili dengan tidak adanya sinyal garis dan binary ‘0’ oleh pergantian pulsa-pulsa positif dan negatif.

Keunggulan Multilevel binary dibanding 2 teknik NRZ :
• Kemampuan sinkronisasi yang baik.
• Tidak menangkap komponen dc
• Pemakaian bandwidth yang lebih kecil.
• Dapat menampung bit informasi lebih banyak
Kelemahan Multilevel binary dibanding 2 teknik NRZ :
• Diperlukan receiver yang mampu membedakan 3 level (+A , -A , 0 ) sehingga membutuhkan lebih dari 3 db kekuatan sinyal dibandingkan NRZ untuk probabilitas bit error yang sama.

4. Biphase Terdapat dua teknik biphase, yaitu :

• Manchester : kode dimana ada suatu transisi pada setengah dari periode tiap bit : transisi low ke high mewakili binary ‘1’ dan high ke low mewakili binary ‘0’.
• Differential manchester : kode dimanan binary ‘0’ diwakili oleh adanya transisi di awal periode suatu bit dan binary ‘1’ diwakili oleh ketiadaan transisi di awal periode suatu bit.
Keuntungan rancangan biphase :
• Sinkronisasi : karena adanya transisi setiap bit time, receiver dapat men-sinkron-kan transisi tersebut. Hal ini disebut ‘self clocking codes’.
• Tidak ada komponen dc.
• Deteksi terhadap error : ketiadaan transisi yang diharapkanm, dapat dipakai untuk mendeteksi error.
Kekurangan rancangan biphase :
• Memakai bandwidth yang lebih lebar dari multilevel binary.
• Kecepatan modulasi maksimum 2 kali NRZ.

5. Bipolar with 8-zeros substitution (B8ZS)
Suatu kode yang :
• Jika terjadi oktaf dari semua nol dan pulsa tegangan terakhir yang mendahului oktaf ini adalah positif, maka 8 nol dari oktaf tersebut di-encode sebagai
000+ -0- +
• Jika terjadi oktaf dari semua nol dan pulsa tegangan terakhir yang mendahului oktaf ini adalah negatif, maka 8 nol dari oktaf tersebut di-encode sebagai

6. High density bipolar 3-zeros (HDB3)
Suatu kode yang menggantikan string-string dari 4 nol dengan rangkaian yang mengandung satu atau dua pulsa yang disebut kode violation. Jika violation yang terakhir positif maka violation ini pasti negatif dan sebaliknya

Teknik Encoding :
1.      Amplitudo shift Keying (ASK)
Dua binary diwakilkan dengan dua amplitudo frekuensi carrier (pembawa) yang berbeda

2. Frequency Shift Keying (FSK)
Dua binary diwakilkan dengan dua frekuensi yang berbeda yang dekat dengan frekuensi carrier.


3. Phase Shift Keying
Binary ‘0’ diwakilkan dengan mengirim satu sinyal dengan fase yang sama terhadap sinyal yang dikirim sebelumnya dan binary ‘1’ diwakilkan dengan mengirim suatu sinyal dengan fase berlawanan terhadap sinyal yang dikirim sebelumnya,

encoding

sumber referensi : staffsite.gunadarma.ac.id/atit/index.php?stateid=download&id.

Encoding adalah suatu proses yang digunakan untuk mengubah sinyal ke dalam bentuk yang dioptimasi untuk keperluan transmisi data atau penyimpanan data.

Perbandingan Skema Encoding Lima faktor yang perlu dinilai dan dibandingkan dari berbagai skema encoding :
• Spektrum sinyal : desain sinyal yang bagus harus mengkonsentrasikan kekuatan transmisinya pada daerah tengah dari bandwidth transmisi ; untuk mengatasi distorsi dalam penerimaan sinyal, digunakan desain kode yang sesuai dengan bentuk dari spektrum sinyal transmisi.
• Clocking : menentukan awal dan akhir dari setiap posisi bit dengan mekanisme sinkronisasi yang berdasarkan pada sinyal transmisi.
• Deteksi error : dibentuk dalam skema fisik encoding sinyal.
• Interferensi sinyal dan kekebalan terhadap noise : beberapa kode lebih baik dari yang lain.
• Biaya dan kompleksitas : semakin tinggi kecepatan pensinyalan untuk memenuhi data rate yang ada, semakin besar biayanya.

Skema Encoding
1. Non return to zero level (NRZ-L)
• Yaitu suatu kode dimana tegangan negatif dipakai untuk mewakili suatu binary dan tegangan positif untuk binary lainnya (dua perbedaan tegangan untuk bit-0 dan bit-1.
2. Non return to zero inverted (NRZ-I)
• Yaitu suatu kode dimana suatu transisi (low ke high atau high ke low) pada awal suatu bit time akan dikenal sebagai binary ‘1’ untuk bit time tersebut. ; tidak ada transisi berarti binary ‘0’, sehingga NRZI merupakan salah satu

3. Multilevel Binary Yaitu suatu kode yang menggunakan 2 level sinyal, yaitu :
• Bipolar-AMI :
Suatu kode dimana binary ‘0’ diwakili dengan tidak adanya sinyal garis dan binary ‘1’ diwakili oleh suatu pulsa positif atau negatif yang berubah-ubah polaritasnya.
• Pseudoternary :
Suatu kode dimana binary ‘1’ diwakili dengan tidak adanya sinyal garis dan binary ‘0’ oleh pergantian pulsa-pulsa positif dan negatif.

Keunggulan Multilevel binary dibanding 2 teknik NRZ :
• Kemampuan sinkronisasi yang baik.
• Tidak menangkap komponen dc
• Pemakaian bandwidth yang lebih kecil.
• Dapat menampung bit informasi lebih banyak
Kelemahan Multilevel binary dibanding 2 teknik NRZ :
• Diperlukan receiver yang mampu membedakan 3 level (+A , -A , 0 ) sehingga membutuhkan lebih dari 3 db kekuatan sinyal dibandingkan NRZ untuk probabilitas bit error yang sama.

4. Biphase Terdapat dua teknik biphase, yaitu :

• Manchester : kode dimana ada suatu transisi pada setengah dari periode tiap bit : transisi low ke high mewakili binary ‘1’ dan high ke low mewakili binary ‘0’.
• Differential manchester : kode dimanan binary ‘0’ diwakili oleh adanya transisi di awal periode suatu bit dan binary ‘1’ diwakili oleh ketiadaan transisi di awal periode suatu bit.
Keuntungan rancangan biphase :
• Sinkronisasi : karena adanya transisi setiap bit time, receiver dapat men-sinkron-kan transisi tersebut. Hal ini disebut ‘self clocking codes’.
• Tidak ada komponen dc.
• Deteksi terhadap error : ketiadaan transisi yang diharapkanm, dapat dipakai untuk mendeteksi error.
Kekurangan rancangan biphase :
• Memakai bandwidth yang lebih lebar dari multilevel binary.
• Kecepatan modulasi maksimum 2 kali NRZ.

5. Bipolar with 8-zeros substitution (B8ZS)
Suatu kode yang :
• Jika terjadi oktaf dari semua nol dan pulsa tegangan terakhir yang mendahului oktaf ini adalah positif, maka 8 nol dari oktaf tersebut di-encode sebagai
000+ -0- +
• Jika terjadi oktaf dari semua nol dan pulsa tegangan terakhir yang mendahului oktaf ini adalah negatif, maka 8 nol dari oktaf tersebut di-encode sebagai

6. High density bipolar 3-zeros (HDB3)
Suatu kode yang menggantikan string-string dari 4 nol dengan rangkaian yang mengandung satu atau dua pulsa yang disebut kode violation. Jika violation yang terakhir positif maka violation ini pasti negatif dan sebaliknya

Teknik Encoding :
1.      Amplitudo shift Keying (ASK)
Dua binary diwakilkan dengan dua amplitudo frekuensi carrier (pembawa) yang berbeda

2. Frequency Shift Keying (FSK)
Dua binary diwakilkan dengan dua frekuensi yang berbeda yang dekat dengan frekuensi carrier.


3. Phase Shift Keying
Binary ‘0’ diwakilkan dengan mengirim satu sinyal dengan fase yang sama terhadap sinyal yang dikirim sebelumnya dan binary ‘1’ diwakilkan dengan mengirim suatu sinyal dengan fase berlawanan terhadap sinyal yang dikirim sebelumnya,