Jumat, 31 Desember 2010

Artikel ISD softskill " Penyimpangan Sosial "

Nama : Muhammad Faisal
Kelas : 1IC03
NPM : 24410682

Penyimpangan Sosial

Perilaku menyimpang merupakan hasil dari sosialisasi yang tidak sempurna. Ketidaksempurnaan proses sosialisasi itu disebabkan oleh gagalnya individu atau kelompok untuk mengidentifikasi diri agar pola perilakunya sesuai dengan  kaidah atau nilai dan norma social dimasyarakat.
Salah satu contoh penyimpangan social adalah tindak kekerasan terhadap anak yang akhir-akhir ini kian merebak dimasyarakat kita. Beberapa kasus penganiayaan anak yang dilakukan oleh orang tua sendiri merupakan contoh tindakan perilaku penyimpangan social. Keluarga yang seharusnya menjadi tempat berlindung dan mencari kasih sayang justru menjadi neraka. Kasus-kasus penyiksaan terhadap anak semakin hari semakin meningkat, baik kuantitas maupun kualitasnya sehingga menjadi maslah social yang harus ditangani dengan serius dan maksimal.
Berdasarkan teori psikologi social, seorang mampu melakukan tindak kekerasan dan sadism karena merasa frustasi dan kecewa. Prasaan frustasi dan kecewa ini biasanya dipicu oleh berbagai hal, salah satunya mungkin factor ekonomi. Bagaimanapun bentunya, sadism terhadap anak merupakan perilaku menyimpang, karena tidak sesuai dengan norma-norma, baik norma agama, norma social, maupun norma hokum.
Maslah penyimpangan socialpun dapat teratasi dengan  diperlukannya suatu pengendalian social/ cara yang digunakan untuk menertibkan anggota masyarakat yang membangkang ataupun melakukan penyimpangan social agar masalah yang terjadi tidak akan berkelanjutan dan masalh itu terjadi cukup sampai saat ini saja.

( dikutip dari buku sosiologi 1 untuk SMA kelas X, penerbit Yudhistira).

Artikel ISD Softskill " Bunuh Diri karena Masalah Sepele "

Nama : Muhammad Faisal
Kelas : 1IC03
NPM : 24410682

Bunuh Diri karena Masalah Sepele

            Harian Kompas pernah memuat berita tentang Nawawi, karyawan diskotik yang bunuh diri setelah ditanya istrinya, Nurlela, soal gaji bulan April beberapa tahun yang lalu. Selain itu, ada juga beberapa kasus bunuh diri yang tercatat harian ini. Johan Darmawan bunuh diri karena burung kesayangannya mati. Rojana gantung diri karena amalu atsa tingkah pamannya yang nakal terhadap temannya yang sesama baby sister. Subchan yang hamper bunuh diri meloncat dari gedung tinggi karena hanya dua orang yang meberi ucapan selamat ulang tahun kepadanya.
            Memang jarang ada catatan lengkap tentang latar belakang keliuarga dan riwayat kejiwaan dari mreka yang melakukan bunuh diri. Eski demikian, ada persamaan diantara mereka, yaitu nekat menghilangkan nyawa sendiri hanya karena sebab sederhana.
            Penjelasan lebih mudah diberikan bila pelaku adalah mereka yang sudah tidak tahan menghadapi kondisi stress berkepanjangan. Ini terjadi pada mereka yang memiliki kondisi pernikahan yang buruk, tekanan ekonomi, atau menderita penyakit kronis yang berkepanjangan. Mati seolah merupakan jalan keluar terbaik dari beban penderitaan yang harus ditanggungnya.
            Factor kepribadian pelaku tentu memiliki peran pada semua kasus bunuh diri. Masalah kepribadian yang paling banyak terkait dengan usaha bunuh diri adalah suatu kelompok gangguan kepribadian yang disebut gangguan kepribadian ambang. Selain tindakan bunuh diri, penderita gangguan kepribadian ini juga memiliki masalah utama dalam relasi antarpribadi yang amat tidak stabil. Mereka cenderung mudah tersinggung, kasar, dan sering menipu orang. Dilain sisi mereka juga takut akan terputussnya relasi dengan sahbat-sahabat mereka, karena itu mereka selalu berusaha menarik perhatian keluarga dan teman-teman. Namun ketika hubungan telah dekat, mereka lalu bersikap bermusuhan untuk meyakinkan diri bahwa mereka sungguh bererti dalam pandangan orang lain.
            Ketidakstabilan dan perilaku tidak terkendali penderita juga tampak pada perilaku seks menyimpang, penyalahgunaan narkoba, mengendarai kendaraan secara ceroboh, atau makan lahap secara berlebihan. Selain itu, penderita juga memiliki perasaan kosong yang mendalam.

Sumber: kompas Cyber Media

(Dikutip dari buku sosiologi untuk SMA kelas X, penerbit Yudhistira)
Nama : Muhammad Faisal
Kelas : 1IC03
NPM : 24410682
 Penyimpangan Seksual
            Seorang remaja putri telah hamil, padahal belum menikah. Jelas, itu dalah hasil dari penyimpangan perilaku seksual.Dari aspek medis, menurut Dr. Budi Martino Lumunon, Sp.O.G., dokter spesialis kebidana dan kandungan, seks bebas memiliki banyak konsekuensi, misalnya penyakit menular seksual (PMS), infeksi, infertilitas, dan kanker. Bahkan lebih dari itu, pelaku seks bebas sangat rentang terhadap/terserang HIV. Data menunjukkan, 75% penularan HIV terjadi melalui hubungan seksual.
Jenis infeksi lain adalah gonore, selain dapat menyebabkan kematian, gonore juga mengakibatkan kemandulan. Dari aspek social-psikologis, penyimpangan perilaku seks menyebabkan remaja memiliki perasaan dan kecemasan tertentu sehingga mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu keluarga dan dan masyarakat perlu melakukan upaya preventif dan preservative. upaya preventif dengan cara meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; mengupayakan mengenal diri dengan cara mengidentifikasi minat, bakat, potensi, dan menyalurkannya dengan aktivitas positif dalam mengisi waktu luang; mengidentifikasi dengan lingkungan pergaulan yang positif dan produktif, menyaring berbagai informasi yang masuk dan belajar yang disiplin. Pencegahan eksternal, antara lain dengan orang tua, lingkungan masyarakat, dan lembaga pendidikan. Upaya preservative yaitu orang tua dan masyarakat berupaya memotivasi remaja. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan prsarana dan sarana yang dibutuhkan remaja.

( Sumber; Tulisan dar Prof. DR. Ieke Sartika Iriany, M.S. )

Dikutip dari buku sosiologi 1 SMA kelas X, penerbit Yudhistira

Jumat, 24 Desember 2010

Tugas ISD Softskill

Nama : Muhammad Faisal
Kelas : 1IC03
NPM : 24410682

Mencontek Awal Menjadi Koruptor


            Para pelajar kini nekat mencontek karena hanya ada 2,6 juta kursi mahasiswa baru untuk pelajar lulusan sekolah menengah yang jumlahnya mencapai 9,5 juta. Sepertinya bukan salah bila negeri ini dipenuhi oleh para koruptor. Sejak muda, system pendidikan yang disediakan telah menjadikan ketidakjujuran terbangun secara kuat dalam diri.
            System penilaian yanglebih mengutamakan otak, menjadikan sebagian besar siswa yang belum mampu membangun system mengingat, memerlukan alat bantu. “Membatik“ merupakan sebuah pola yang umumnya diterapkan, baik membatik diatas meja, dinding, secarik kertas, hingga dibalik pakaian ataupun dibagian tubuh.
            Ketika ini kemudian terjadi secara berulang, dua hal yang telah dimatikannya, yaitu kejujuran dan kreatifitas. Hingga saat ini korupsi telah menjadi budaya, lebih dikarenakan paham ketidakjujuran telah mendarah daging.
            Ketidakjujuran menyatu dalam setiap aliran darah dan nafas kehidupan. Hasilnya adalah kapasitas menjadi seorang koruptor menjadi semakin mapan dan dikuasai secara maksimal. Akhirnya, hanya mereka yang belum punya kesempatan yang tidak akan korupsi.

( sumber : Rizky Says )

( Dikutip dari buku sosiologi 1 Yudhistira )