Jumat, 31 Desember 2010

Artikel ISD Softskill " Bunuh Diri karena Masalah Sepele "

Nama : Muhammad Faisal
Kelas : 1IC03
NPM : 24410682

Bunuh Diri karena Masalah Sepele

            Harian Kompas pernah memuat berita tentang Nawawi, karyawan diskotik yang bunuh diri setelah ditanya istrinya, Nurlela, soal gaji bulan April beberapa tahun yang lalu. Selain itu, ada juga beberapa kasus bunuh diri yang tercatat harian ini. Johan Darmawan bunuh diri karena burung kesayangannya mati. Rojana gantung diri karena amalu atsa tingkah pamannya yang nakal terhadap temannya yang sesama baby sister. Subchan yang hamper bunuh diri meloncat dari gedung tinggi karena hanya dua orang yang meberi ucapan selamat ulang tahun kepadanya.
            Memang jarang ada catatan lengkap tentang latar belakang keliuarga dan riwayat kejiwaan dari mreka yang melakukan bunuh diri. Eski demikian, ada persamaan diantara mereka, yaitu nekat menghilangkan nyawa sendiri hanya karena sebab sederhana.
            Penjelasan lebih mudah diberikan bila pelaku adalah mereka yang sudah tidak tahan menghadapi kondisi stress berkepanjangan. Ini terjadi pada mereka yang memiliki kondisi pernikahan yang buruk, tekanan ekonomi, atau menderita penyakit kronis yang berkepanjangan. Mati seolah merupakan jalan keluar terbaik dari beban penderitaan yang harus ditanggungnya.
            Factor kepribadian pelaku tentu memiliki peran pada semua kasus bunuh diri. Masalah kepribadian yang paling banyak terkait dengan usaha bunuh diri adalah suatu kelompok gangguan kepribadian yang disebut gangguan kepribadian ambang. Selain tindakan bunuh diri, penderita gangguan kepribadian ini juga memiliki masalah utama dalam relasi antarpribadi yang amat tidak stabil. Mereka cenderung mudah tersinggung, kasar, dan sering menipu orang. Dilain sisi mereka juga takut akan terputussnya relasi dengan sahbat-sahabat mereka, karena itu mereka selalu berusaha menarik perhatian keluarga dan teman-teman. Namun ketika hubungan telah dekat, mereka lalu bersikap bermusuhan untuk meyakinkan diri bahwa mereka sungguh bererti dalam pandangan orang lain.
            Ketidakstabilan dan perilaku tidak terkendali penderita juga tampak pada perilaku seks menyimpang, penyalahgunaan narkoba, mengendarai kendaraan secara ceroboh, atau makan lahap secara berlebihan. Selain itu, penderita juga memiliki perasaan kosong yang mendalam.

Sumber: kompas Cyber Media

(Dikutip dari buku sosiologi untuk SMA kelas X, penerbit Yudhistira)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar